Kupang, Gatra.Com - Ketua Dewan Pembina Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia (Padma Indonesia), Gabriel Goa menegaskan, terkait pengunduran diri Ratu Wula dari Calon Anggota DPR RI Dapil NTT 2 Partai Nasdem peraih suara terbanyak, telah melukai suara rakyat Pemilih yang telah memilihnya.
“Suara rakyat tidak boleh digadaikan untuk memuluskan jalan bagi calon lainnya yang bukan pilihan rakyat voice of the voiceless Tanah Sumba, NTT ,” kata Gabriel Goa dalam riilisnya kepada Gatra.Com ( 14/3).
Gabriel yang juga Ketua Kompak Indonesia mengungkapkan, fakta membuktikan bahwa Partai Nasdem telah kangkangi hak politik kuota perempuan 30%.
“Jelas pengunduran Ratu Wulla , caleg DPR RI dari Partai Nasdem peraih suara terbanyak ini telah mengkangkangi aturan kuota 30 persen. Kok Ratu Wulla sudah berjuang merebut hati rakyat dengan perolehan suara tertinggi kok tiba-tiba mengundurkan diri?,” tanya Gabriel.
“Publik pun tahu. Ratu Wulla peraih suara terbanyak ini diduga dipaksa mundur untuk memuluskan calon lain, peraih suara dibawahnya untuk bisa dilantik sebagai anggota DPR RI. Lalu direkayasa ceriteranya bahwa mundur karena ada penugasan partai. Mengapa kalau setelah dilantik baru diminta mundur lalu PAW ,” tegas Gabrial.
Perempuan selama ini menjadi Korban Human Trafficking lanjut Gabriel kini kembali menjadi korban Perdagangan Politik..
“Kapan Perempuan NTT dihargai dan dihormati harkat martabat mereka? Sebagai Partai Restorasi bukan Restoran seharusnya menjunjung tinggi dan memperjuangkan pemenuhan Hak Politik Perempuan khususnya Perempuan NTT ,” jelas Gabriel.
Untuk itu, pertama, Gabriel mendesak Komnas Ham dan Komnas Perempuan segera memanggil dan meminta pertanggungjawaban Partai Nasdem atas dugaan Pelanggaran Ham yakni Hak Politik Perempuan.
Kedua mengajak solidaritas rakyat Tanah Sumba, CSO dan Pers untuk mendesak Ketua Umum DPP Nasdem,Surya Paloh untuk segera mendukung total Ratu Wula untuk kembali mewakili rakyat NTT yakni Dapil 2 di Senayan.
Seperti diberitakan Gatra.Com sebelumnya caleg DPR RI nomor urut 5 Partai Nasdem Ratu Wulla yang mengundurkan diri meski meraih suara terbanyak di Dapil NTT 2 saat pleno 12 Maret 2024.
Dapil NTT 2 meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, Belu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Anggota DPR RI dari partai Nasdem asal NTT Ratu Wula ini terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 mengundurkan diri. Padahal pada Pemilu legislatif 14 Februari 2024 lalu dia memperoleh 76.331 suara lebih tinggi dari mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang meraih 65.359 suara.
KPU Tidak Serta Merta Akomodir Viktor Bungtilu Laiskodat Ganti Ratu Wulla
Anggota KPU RI Agust Mellaz menegaskan pihaknya tidak serta merta menggantikan caleg terpilih Partai Nasdem peraih suara terbanyak dari Dapil NTT 2.
“Pengunduran diri Ratu Wulla tidak serta merta langsung digantikan Viktor Bungtilu Laiskodat yang meraih suara terbanyak kedua di antara caleg Partai Nasdem ,” kata anggota KPU RI Agust Mellaz ( 13/3).
Menurut Anggota KPU RI Agust Mellaz, pihaknya akan mengkaji lebih dulu terkait mundurnya Ratu Wula dari kontestasi Pileg 2024 karena pihaknya baru sekadar menerima surat dari perwakilan Partai Nasdem.
“Jadi kita tidak sampai kesana (memutuskan). Kebetulan kemarin itu memang saksi dari partai Nasdem menyampaikan surat kepada kami,. Kami harus pelajari dulu ,” kata Agust Mellaz kepada awak media di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3).
Agust menuturkan bahwa KPU tidak langsung merespon surat pengunduran diri tersebut. Ini karena ada mekanisme yang harus dilalui sebelum memutuskannya.
“Kami tidak dalam rangka merespon itu surat pengunduran Ratu Wulla. Kita terima sebagaimana surat yang biasa diajukan ke KPU. Nanti akan ada mekanisme untuk mengkajinya. Saat ini kita fokus untuk rekapitulasi itu saja,” jelas Agust.